Beberapa bulan setelah meluncurkan layanan podcast berbayar untuk pasar AS, Spotify akhirnya menawarkannya untuk pasar global, namun belum termasuk Indonesia. Layanan podcast berbayar yang ditawarkan Spotify, singkatnya, memungkinkan kreator untuk menandai suatu episode sebagai konten berbayar yang hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah berlangganan.
Ketika meluncur pertama kali di AS, layanan podcast berbayar Spotify hanya menawarkan tiga skema harga yang dapat dipilih kreator. Spotify kini memungkinkan kreator untuk menentukan harga untuk setiap konten berbayarnya dengan lebih leluasa, mulai dari yang terendah US$0.49 per bulan hingga yang tertinggi US$150 per bulan.
Selain itu, Spotify sebelumnya telah meluncurkan fitur yang memungkinkan kreator untuk mengunduh informasi kontak milik pengguna yang sudah berlangganan, dengan tujuan untuk membangun hubungan langsung dengan audiens mereka. Dalam meluncurkan layanan podcast berbayarnya secara global, Spotify tidak memperkenalkan fitur baru, melainkan hanya ingin membawa layanannya ke khalayak yang lebih luas.
Spotify mengatakan layanan podcast berbayarnya tidak akan mengambil potongan dari keuntungan yang diperoleh kreator selama dua tahun pertama, namun akan menarik komisi sebesar 5% setelahnya. Sebagai perbandingan, Apple juga menawarkan layanan podcast berbayar, dengan potongan sebesar 30% dari keuntungan kreator selama tahun pertama, yang turun ke 15% pada tahun kedua.
Negara-negara yang terhitung dalam peluncuran global ini termasuk Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Singapura, Belgia, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Yunani, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Britania Raya. Kanada, Jerman, Austria dan Prancis akan kebagian minggu depan.