Aplikasi kencan Tinder mengumumkan sedang menguji coba Chemistry, sebuah fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis foto pengguna yang tersimpan di ponsel, dan kemudian mengajukan pertanyaan interaktif guna memahami kepribadian dan minat pengguna berdasarkan foto tersebut.
Tinder telah meluncurkan fitur tersebut secara terbatas untuk pengguna di Selandia Baru dan Australia, serta berencana akan memperluas ketersediaannya ke negara lain dalam beberapa bulan ke depan.
Pengguna yang memilih untuk menggunakan Chemistry akan memberikan izin pada aplikasi untuk mengakses foto yang tersimpan di ponsel mereka, kemudian AI akan menganalisis dan mendeteksi minat serta karakter pengguna dari gambar-gambar tersebut. Selain itu, Chemistry dapat menampilkan pertanyaan interaktif untuk menggali lebih dalam kepribadian pengguna sebelum menyarankan pasangan yang dianggap lebih cocok.
Tinder menyebutkan bahwa Chemistry merupakan bagian dari pembaruan besar yang telah dipersiapkan untuk meningkatkan pengalaman penggunanya, sekaligus sebagai langkah atas fenomena “swipe fatigue” atau kelelahan karena terlalu banyak opsi pasangan.
Meski begitu, Chemistry menghadirkan kekhawatiran terkait privasi, karena memberikan aplikasi akses ke foto pribadi pengguna, meskipun secara eksplisit fitur ini bersifat Opt-in. Lebih-lebih, Tinder tidak menyebut apakah akan menggunakan foto pengguna untuk melatih mode AI miliknya.
Dari sisi pasar, Tinder melaporkan penurunan jumlah pengguna berbayar selama lebih dari dua tahun terakhir. Match Group, pemilik Tinder, berharap fitur berbasis AI seperti Chemistry dapat mengangkat kembali keterlibatan pengguna dan memperkuat daya saing.
