Twitter untuk sementara telah menonaktifkan fitur untuk mengirim twit melalui SMS, yang dilakukan setelah fitur tersebut disalahgunakan oleh peretas untuk mengirim twit tidak pantas dari akun Jack Dorsey dan beberapa akun selebriti lainnya. Twitter juga ingin melindungi akun penggunanya.
Dalam kasus Dorsey, peretas menggunakan nomor ponsel yang terdaftar pada akunnya untuk mengirim twit melalui SMS. Teknik ini memang sering digunakan untuk melakukan tindakan peretasan di Twitter, tanpa harus masuk ke akun target.
Layanan dukungan Twitter menjelaskan bahwa ada ancaman kerentanan yang perlu ditangani operator seluler. Twitter juga menjelaskan bahwa nomor ponsel berperan penting dalam menawarkan fitur autentikasi dua faktor (2FA).
We’re taking this step because of vulnerabilities that need to be addressed by mobile carriers and our reliance on having a linked phone number for two-factor authentication (we’re working on improving this).
— Support (@Support) September 4, 2019
Twitter menambahkan bahwa peretas dapat menembus keamanan 2FA dengan metode yang sama seperti yang dilakukannya ketika mengirim twit tidak pantas melalui SMS. Twitter sedang bekerja untuk meningkatkannya.
Twitter belum mengumumkan berapa lama Twitter akan menonaktifkan fitur untuk mengirim twit melalui SMS. Twitter mengatakan bahwa akan mengaktifkannya ulang untuk pertama kali di daerah yang benar-benar membutuhkan SMS untuk mengirim twit.
“Kami akan segera mengaktifkan kembali fitur ini di daerah yang bergantung pada SMS untuk berkomunikasi, selagi kami menyusun strategi jangka panjang terkait fitur ini,” ungkap Twitter.
Fitur pengiriman twit melalui SMS telah menjadi elemen yang penting sejak pertama kali Twitter diluncurkan. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak pengguna yang meninggalkannya dan beralih mengirim twit melalui aplikasi atau situs web Twitter.
Maka dari itu, menonaktifkannya sekarang tidak akan memberi dampak yang signifikan terhadap kelangsungan Twitter, meski merupakan kenyataan yang pahit. Tidak memiliki solusi, kecuali menonaktifkannya, atas masalah kerentanan yang sedang dihadapi menjadikan keamanan Twitter perlu dipertanyakan.