Twitter akan menghentikan dukungan AMP untuk aplikasi ponselnya, menurut perubahan pada halaman dukungan yang pertama kali dikemukakan oleh beberapa pengguna di Twitter. Sebelumnya, kalau tersedia, aplikasi Twitter untuk ponsel, baik untuk Android maupun iPhone, akan mengarahkan pengguna secara otomatis ke halaman AMP dari situs web yang tautannya dibagikan ke media sosial tersebut.
SearchEngineLand melaporkan kalau penutupan dukungan AMP oleh Twitter telah selesai sedari awal bulan kemarin. Pengguna nantinya akan diarahkan ke halaman reguler dari situs web ketika membuka tautannya, alih-alih ke halaman versi AMP meskipun tersedia.
Salah satu alasan kenapa Twitter mengimplementasikan AMP adalah cara kerjanya yang dapat memuat halaman situs web dengan lebih cepat, tanpa mengurangi kepadatan konten dan nilai estetika yang ditawarkan, seperti yang dulunya tertulis pada halaman dukungannya. Meski begitu, AMP telah diselimuti kontroversi sedari peluncuran pertamanya pada 2015 lalu, dengan beberapa yang mengklaim kalau AMP merupakan salah satu usaha Google untuk menguasai web terbuka.
We’re in the process of discontinuing support for this feature and it will be fully retired in Q4 of 2021.
Pemberhentian dukungan AMP oleh Twitter mengikuti langkah Google ketika mengubah kebijakannya pada 2018 lalu, yang tak lagi mengharuskan situs web berita untuk menawarkan halaman versi AMP agar situsnya dapat ditampilkan di Top Stories. Halaman dukungan Twitter tidak menyebut kenapa dukungan AMP telah diberhentikan. Twitter hanya memperbarui halaman dukungan tersebut, dengan pemberitahuan kalau akan sepenuhnya mencabut dukungannya pada akhir tahun nanti.
AMP, atau Accelerated Mobile Pages, secara singkat merupakan kerja kerja HTML yang dikembangkan Google, dengan tujuan untuk menghadirkan halaman situs web cepat, dinamis, dan interaktif. Selama beberapa tahun terakhir, Google telah mengembangkan AMP dengan membawa beragam fitur dan kompatibilitas baru, termasuk menghadirkan dukungannya untuk surel yang meluncur pada 2019 lalu.